Boleh Tidak Muslim Mengucapkan Selamat Natal?

December 24, 2020


Drama akhir tahun yang selalu menimbulkan pro dan kontra. Yang terus berulang-ulang dan gak pernah kelar dibahas, padahal bukan satu dua kali para ustadz/da'i kita ditanyai soal perkara ini. Sampai muncul tuduhan-tuduhan penuh kebencian dengan dalih "intoleransi". Nah, gelinya lagi mereka yang tiap tahun ribut sendiri soal ini justru yang mengaku Muslim.


Mungkin ada beberapa dari kalian yang mikirnya gini. Kok jadi masalah banget sih, kan cuma perkara ngucapin selamat doang. Mereka juga tiap tahun ngucapin selamat hari raya Idul Fitri, jadi apa salahnya kasih ucapan selamat balik diperayaan hari besar mereka.


Well, well.. My brothers and sisters... Masalahnya ucapan ini bukan sekedar ucapan, tapi sudah masuk ke ranah aqidah kita. Makanya sebagian besar ustadz/da'i sepakat soal hal ini, bahwa HARAM hukumnya mengucapkan selamat merayakan hari besar umat agama lain. Lha kok bisa???


Jadi gini. Buat kamu yang lahir dan besar sebagai seorang Muslim. Insya Allah sudah paham dengan konsep syahadatain kan? Kalimat yang menjadi pintu gerbang seseorang masuk kedalam Islam. Ikrar yang diucapkan seoang hamba sebagai bentuk pengakuan bahwa TIDAK ADA TUHAN SELAIN ALLAH dan pengakuan bahwa NABI MUHAMMAD ADALAH UTUSAN ALLAH.


Nah, ketika kamu berdalih dengan "toleransi beragama" terus mengucapkan selamat diperayaan hari besar umat agama lain, itu kan sama halnya kamu mengakui bahwa kepercayaan mereka adalah sesuatu yang benar. Apalagi dalam hal ini yang namanya perayaan Natal itu dilakukan dalam rangka memperingati hari kelahiran Yesus Kristus, yang di-"tuhan"-kan oleh umat Kristen.


Kalo kata ustadz Adi Hidayat, adalah hal yang wajar ketika sebagai seorang Muslim kita mengatakan bahwa agama kita adalah yang paling benar. Malah aneh kalau ada orang ngakunya muslim, meyakini Islam agama yang paling benar, tapi masih mengakui ada kepercayaan lain selain Islam. Apalagi berdalihnya "dalam rangka toleransi beragama".


Padahal, bentuk toleransi beragama itu jelas banget loh konsepnya dalam Islam, bisa dicek di surah Al-Kafirun yang diturunkan ketika orang-orang kafir Quraisy mengajak nabi Muhammad shallallahu'alaihi wassalam bergantian untuk menyembah berhala-berhala mereka dalam kurun waktu satu tahun, kemudian sebaliknya mereka juga akan menyembah Allah satu tahun berikutnya. Yang sudah pasti tawaran ini ditolak oleh nabi. Karena ini masalah aqidah dan sama sekali tidak ada tawar menawar soal ini. Makanya surah ini ditutup dengan penegasan di ayat ke-6 "UNTUKMU AGAMAMU, DAN UNTUKKU AGAMAKU".


Singkat, padat dan jelas. Tapi lagi-lagi, tipikal manusia kebanyakan yang dikasih gampang malah lebih suka mempersulit diri. Padahal, tinggal dijelasin baik-baik juga harusnya mereka yang non-muslim paham. Toh sebenernya mereka gak menagih ucapan selamat balik darimu. Kalau ditagih pun ya tinggal dijelaskan baik-baik hukumnya di Islam seperti apa. Kita kan punya al-qur'an dan al-hadits sebagai pegangan.


Saya mau cerita sedikit, ini based on my true story. Waktu ngampus dulu, saya pernah gabung di komunitas animasi yang isinya anak-anak jurusan animasi lintas angkatan dan lintas agama juga. Setelah 2 kali kita produksi short animation, suatu hari dipenghujung tahun tiba-tiba ada temen yang mencetuskan ide untuk bikin animasi ucapan selamat Natal dan tahun baru, yang isinya ada karakter animasi masing-masing anggota komunitas. Nah, saya yang sejak awal memang sudah "saklek" gak mengucapkan selamat Natal akhirnya terus terang minta dikeluarkan dari project, karena ini sudah masuk ke kepercayaan umat lain.


Saya sampaikan juga ke temen-temen yg muslim dan non-muslim, ini soal aqidah (keimanan) jadi gak main-main. Kalau memang mau tetap dilanjut project-nya ya silahkan, tapi saya gak ikut. Udah... Akhirnya project tetep jalan tanpa saya. Saya gak merasa dikucilkan atau gimana sih, toh itu keputusan saya dan saya bangga dengan itu. Ini tanpa mengurangi rasa hormat saya dengan kawan-kawan satu komunitas yang non-muslim loh ya.


Bahkan aturan main soal keyakinan ini sudah diatur juga dalam Islam. Cek lagi di al-qur'an surah Al-Baqarah ayat ke-256:


....لَآ اِكْرَاهَ فِى الدِّيْنِۗ قَدْ تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ

"Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat....." [QS. Al-Baqarah: 256]


See... Bahkan ketika kamu sudah menjadi seorang Muslim dengan meyakini agama Islam adalah agama yang paling benar, kamu TIDAK DIPERBOLEHKAN untuk memaksa orang lain meyakini apa yang kamu yakini. Jadi toleransi terbaik adalah dengan masing-masing menjalankan apa yang diyakini tanpa saling mengganggu satu sama lain. Saya dengan kepercayaan  dan keyakinan saya, kalian juga dengan kepercayaan dan keyakinan kalian. Saya tidak ikut dengan kepercayaan kalian, kalian juga tidak perlu ikut dengan kepercayaan saya. Balik ke surah Al-Kafirun Ayat 6 tadi: Lakum diinukum waliyadiin, untukmu agamamu dan untukku agamaku.


Jadi kalau ditanya lagi, boleh tidak Muslim mengucapkan selamat Natal? Jawabannya, TIDAK BOLEH. Oke, sekian dulu untuk tulisan malam ini, semoga ada ilmu dan manfaat yang bisa didapat. Selamat berlibur dan selamat beristirahat.^^


*Image source: www.ilovemuslims.net

No comments:

Powered by Blogger.