Mengagumi Manusia: Sebuah Awal

2 comments


Kamu dan saya pasti pernah berjumpa dengan seseorang yang membuat kita mengaguminya.. Ntah karena kapasitas keilmuannya, cara dia bersosialisasi atau bahkan hal remeh seperti mengagumi "senyumnya".. Sebelum kalian bilang "ciee", biar saya kasih disclaimer, kalau mengagumi disini bukan soal daya tarik antar lawan jenis; love or like.. Ini sesuatu yang lebih dari itu..

Saya adalah tipe orang yang tidak mudah untuk dibuat terkesan, apalagi dibuat terkesan oleh manusia.. Saking jarangnya, saya bisa menghitung dengan jari berapa banyak orang yang saya jumpai dalam 27 tahun hidup saya, yang bisa dibilang menyimpan kesan tersendiri.. Tentunya kesan disini dalam hal yang baik ya..

Dan yang biasanya sering terjadi ketika seseorang dengan kelebihannya itu berhasil membuat saya terkesan dan mengaguminya, saya cendrung jadi orang yang penurut kepada yang bersangkutan.. Apalagi pada dasarnya, kalau disuruh menakar kecendrungan baik dan buruk pada diri sendiri, saya memang kebanyakan porsi "mbandel bin ngeyel"-nya..

Sebagai contoh, dulu ketika masih nyantri di SMP, saya termasuk siswa yang a little bit "ndablek".. No one can control me, even the "pesantren's rules".. Saking bandelnya, saya bahkan sudah ngerasain semua jenis hukuman dari yang kelas teri sampai kelas kakap.. Bahkan kalau dari cerita ummi di rumah, sebenernya pihak pesantren sempat telpon ke rumah ngabarin kalau saya akan dapat surat peringatan bisa di DO kalo makin menjadi-jadi.. Weh..

But fortunately, di tahun terakhir saya SMP, saya jumpa orang baik yang membuat saya terkesan dengan beliau dan jadi mengaguminya.. Kebetulan beliau seorang ustadzah baru yang masuk ketika saya kelas IX (sembilan).. And believe me, ketika kamu ada dikondisi mengagumi seseorang, kamu akan lebih banyak menyadari keberadaannya, memperhatikan setiap tindakan kecilnya, dan ingin membuatnya terkesan dengan apapun yang kamu lakukan..

Dan itu yang terjadi pada saya waktu itu.. ketika yang menyampaikan orang yang saya kagumi, saya jadi cendrung menurut, gampang kalo dikasih nasihat/masukan, even almost copying every good act she does.. Saya tahu, awalnya memang yang saya lakukan demi dipandang baik atau membuat terkesan orang yang saya kagumi, it's actually not good.. tapi pada akhirnya jadi terbentuk kebiasaan baik, dan yaudah saya otomatis melakukannya bukan untuk siapa-siapa..

Saya pernah membaca sebuah tulisan yang isinya; salah satu tips cara menyampaikan nasihat yang baik adalah melalui orang yang disegani/dikagumi oleh seseorang.. Kenapa? Karena biasanya itu manjur.. Serius loh, bayangkan kalau kita dengan kondisi lagi emosian, gampang tersungging, melakukan kesalahan, njuk tetiba ada orang yang kenal baik juga nggak tapi "ceramah".. Boro-boro dah mau diterima nasihatnya, didengar juga cuma sambil lalu.. Beda cerita kalo yang menyampaikan orang yang disegani/dikagumi, demage-nya langsung ditempat, besoknya atau bahkan setelah itu juga langsung dilakukan, sami'na wa atho'na..

Tapi sekali lagi, saya perlu menekankan kepada kalian yang membaca tulisan ini.. Sebelum kalian mengagumi seseorang, lepaskan diri kalian dari mengkultuskannya.. Gak ada yang salah dengan mengagumi orang baik, yang salah itu kalau kalian sampai menganggap dia adalah yang paling baik.. Karena kalau case-nya sudah sampai menganggap dia yang paling baik, kalian akan sangat kecewa ketika mendapati orang yang kalian kagumi melakukan kesalahan.. Atau kalaupun kalian tidak kecewa, kalian akan dibutakan kekaguman kalian pada ybs, tampai membelanya mati-matian tanpa memandang valid atau tidaknya kesalahannya..

Nah, actually tulisan panjang diatas baru prolog dari keseluruhan cerita yang mau saya sampaikan, so brace yourself and let's continue this story... [TBC>>>]
Emjannah
Perempuan absurd berusia 28 tahun (march 2022), yang kerap mengandalkan mood tiap mau nulis blog. Isinya kadang lawak, kadang serius, kadang curhat, kadang puitis. Tapi seringnya sih nyampah sama tulisan - tulisan tentang kesehariannya yang biasa - biasa aja.

Related Posts

2 comments

Post a Comment