Buka Puasa Gratis di Masjid Jogja

Post a Comment


Buka puasa tentu selalu jadi momen paling membahagiakan untuk kita yang sedang melaksanakan ibadah puasa. Karena memang Allah sendiri yang berfirman dalam sebuah hadits qudsi, "...Bagi orang yang melaksanakan puasa ada dua kebahagiaan; kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabbnya..." (HR. Muttafaqun 'alaih).

Apalagi di waktu Ramadhan seperti ini. Berbuka puasa semakin terasa istimewa, sampai-sampai banyak orang sengaja mengagendakan buka puasa bersama (bukber) baik bersama keluarga, teman kerja, teman sekolah, teman sepermainan maupun teman tapi mesra (upsss, canda teman).

Intinya bulan Ramadhan ini memang harus kita akui cukup spesial buat kaum muslimin yang melaksanakannya, bahkan saya masih inget temen saya kuliah yang non-muslim pernah cerita ke saya, kalau dia senang ketika datang bulan Ramadhan, karena banyak orang yang jualan takjil sedap-sedap. Dan saya sendiri termasuk manusia yang hobi jajan waktu ngabuburit di bulan Ramadhan.

Jajan takjil ini, kalau gak kuat mengontrol hawa nafsu suka bikin silap kantong dan nggarai cepat miskin. Apalagi waktu dulu masih ngekos di Jogja. Bisa dibilang pekan pertama Ramadhan saya bisa berbangga jajan takjil macem-macem tapi pekan kedua dan seterusnya cukup berbuka dengan air putih dan langsung makan nasi karena uang sakunya nyaris habis. Hehe.

Untungnya itu hanya terjadi sebelum saya tau kalau ternyata di Jogja banyak sekali masjid yang mengadakan kajian menjelang berbuka puasa selama Ramadhan dan menyediakan takjil berbuka puasa gratis, bahkan beberapa masjid sudah buat flyer kalender menunya juga loh, yang memudahkan anak-anak kos  pemburu takjil sedap gratisan. Nah, berikut saya list ya masjid-masjid yang pernah saya sambangi mulai dari yang sederhana sampai yang luar biasa.


***



1. Masjid Kampus Universitas Gadjah Mada (Maskam UGM).

Maskam termasuk jadi salah satu destinasi yang paling sering saya mampiri. Karena lokasinya yang dekat dengan tempat tinggal saya di Jogja. Bisa ditempuh dalam waktu singkat dengan sepedaan. Maklumlah, selama tinggal di Jogja saya adalah seorang bicycle user, kemana-mana ngepit. Jadi praktis, tempat berbuka puasa saya harus yang mudah dijangkau menggunakan sepeda.

Nah, Maskam ini letaknya pas ditengah kota. Jadi waktu saya ngekos di Bumijo kira-kira bisa ditempuh dalam waktu ±20 menit, sama halnya ketika ngontrak rumah di belakang Yonif 403 - Condong Catur.

Yang bikin seru dari berburu takjil di Maskam itu selain karena ada kajian berbuka puasanya yang rutin diadakan selama Ramadhan, juga karena disepanjang jalan utama UGM akan ada pasar Ramadhan yang banyak menjajakan aneka gerobak dagangan takjil. Jadi bisa cuci-cuci mata sebentar dan kalau silap pulangnya bawa beberapa jajanan.

Menjelang waktu berbuka baru panitia mulai mendistribusikan takjil, orang-orang yang akan berbuka mengantri dan tak jarang saling sikut untuk mendapatkan takjil. Tapi terakhir saya kesini, ada kupon yang di berikan panitia untuk yang ingin berbuka puasa, mungkin untuk menghindari ada orang yang memperoleh takjil doubel.

Oiya, biasanya takjil yang disediakan Maskam berupa nasi bungkus dan teh manis hangat. Jadi kalau tidak mau di makan langsung, nasinya bisa disimpan untuk di makan setelah maghrib atau dibawa pulang ke kosan. Untuk variasi lauknya, tiap hari beda-beda sih. Kalau pas lucky bisa aja pas datang lagi lauk ayam, atau cukup bersyukur dengan lauk telur dadar. Tapi namanya gratis sih dinikmati dan disyukuri saja. Ya kan?^^



2. Masjid Syuhada Kotabaru.

Masjid Syuhada ini bisa dibilang basecamp waktu saya masih aktif di Sm@rt Syuhada Jogja, semacam organisasi remaja masjid peduli pelajar jogja yang suka bikin event-event khusus pelajar gitu lah. Jadi saya memang sering banget nongkrong disini buat rapat-rapat ataupun sekedar mampir sholat.

Lokasinya pun lebih dekat dari kos saya di Bumijo ketimbang harus ke Maskam. Naik sepeda bisa ditempuh dalam waktu ±10 menit. Sama seperti di Maskam, disini juga rutin diadakan kajian berbuka puasa selama Ramadhan. Jadi bisa nambah-nambah ilmu sambil berburu takjil gratis.

Kalau tidak salah, saya berbuka di Masjid Syuhada dua kali. Dan setelah yang kedua kalinya saya memutuskan tidak kesana lagi. Bukan karena lauknya yang tidak enak, tapi lebih ke masalah kenyamanan. Saya tim anti ribet dan suka yang ringkas.

Jadi, di dua kali saya berbuka disini, takjil yang disediakan berupa nasi lauk-pauk lengkap dengan buah, kurma dan teh manis hangat yang sudah disajikan dipiring. Nah, saya ini orang yang lebih suka berbuka dengan yang ringan-ringan kemudian sholat maghrib baru makan berat. Jadi karena makanannya sudah disediakan di piring mau gak mau bergitu masuk waktu berbuka harus di makan sekalian.

Tapi kelebihan berbuka disini itu adalah makanan di piring tadi sudah dijejerkan rapi bershaff-shaff di serambi masjid lantai 2 untuk memudahkan masyarakat yang ingin ikut berbuka bersama. Jadi tidak menyebabkan antrian berjubel seperti di Maskam.



3. Masjid Nurul Ashri Deresan

Masjid Nurul Ashri atau yang biasa dikenal sebagai Masjid Nurash ini termasuk terkenal loh di Jogja, sama seperti Maskam dan Masjid Syuhada. Karena masjid ini letaknya dekat dengan asrama santri PPPA Daarul Qur'an milik ustadz Yusuf Manshur. Masjid ini juga sangat sering mengadakan berbagai kegiatan kajian pekanan atau bulanan. Apalagi ketika bulan Ramadhan.

Dulu saya cukup sering berburu takjil di masjid ini ketika ngontrak rumah di belakang Yonif 403 - Condong Catur. Karena jaraknya yang hanya membutuhkan waktu  ±10 menit dengan menggunakan sepeda. Sama seperti di Maskam, takjil di masjid ini dibagikan ketika menjelang waktu berbuka. Tidak perlu mengantri, cukup duduk manis di tempat dan panitia yang akan berkeliling membagikannya.

Takjilnya berupa nasi bungkus, kurma dan air mineral gelas. Masjid ini saya masukkan ke kelompok ketiga karena beberapa kali saya berbuka disini sering dapat lauk ayam goreng. Tentu menu yang mewah untuk anak kos yang berburu takjil geratis kan.

Tapi lagi-lagi peru saya ingatkan, bisa jadi itu hanya kebetulan. Karena saya sering berpindah-pindah masjid setiap berburu takjil gratis. Jadi hampir tidak pernah berturut-turut berbuka di masjid yang sama, kecuali setelah saya tahu masjid yang saya masukan di daftar akhir dari list ini. Ada yang bisa menebak???



4. Masjid Pangeran Diponegoro Balai Kota

Nah, kalau yang ini merupakan masjid yang paling sering saya mampiri waktu saya pindah ke kos terakhir saya di Jl. Rejowinangun. Karena kos saya ini berada di pinggir kota jogja, jadi memakan waktu cukup lama kalau harus berburu takjil di Maskam, Masjid Syuhada ataupun Masjid Nurul Ashri. Makanya pilihan saya jatuh ke masjid ini, yang bisa ditempuh dengan sepeda cuma memakan waktu 7-8 menit.

Lokasi masjid ini berada di kompleks balai kota, jadi pengelolaannya pun bisa dibilang oleh pemerintah setempat. Makanya berbuka disini termasuk istimewa. Kenapa? Yang pertama, tidak kepanasan, karena ruangan masjidnya yang dua lantai sudah full AC. Terakhir saya kesini, tempat berbuka puasa yang disediakan diadakan di lantai 1, sedangkat untuk pelaksanaan shalatnya di lantai 2. Yang kedua, yakarena variasi menu berbukanya.

Seperti masjid-masjid sebelumnya, kita bisa mengikuti kajian sambil menunggu waktu berbuka. Sedang untuk pembagian takjilnya, biasanya sama seperti di maskam, menjelang waktu berbuka baru kita antri untuk mengambil takjil. Awalnya takjil dibagikan dalam bentuk nasi bungkus atau nasi kotak, kue+kurma untuk berbuka dan air mineral gelas. Tapi terakhir saya kesini, menu berbuka dibagikan dalam bentuk sudah ditaruh diatas piring, jadi harus disantap langsung setelah masuk waktu berbuka.

Belum lagi harus berdesak-desakan ketika antri dan sering ada jama'ah yang suka main serobot antrian.



5. Masjid Gedhe Kauman

Katanya, belum ke Jogja kalau belum ke Kraton ya. Berarti kalau belum shalat di Masjid Gedhe juga belum ke Jogja, karena Masjid Gedhe ini merupakan bagian dari Kraton Yogyakarta. Masjid ini termasuk keren loh desain interiornya untuk sebuah bangunan dari masa lalu. Tua tapi kokoh. Bagian dalam masjid juga sudah dilengkapi dengan AC.

Saya baru berburu takjil di Masjid Gedhe Kauman justru ditahun terakhir saya di jogja, tepatnya Ramadhan 1440 H/ 2019 M sebelum meninggalkan kota Jogja. Dan disitu saya baru tahu kalau buka puasa disini sangat seru. Menu takjil gratisnya cukup istimewa, nasi bungkus/ nasi kota dengan teh manis hangat atau es buah dan air mineral gelas.

Varian menu takjilnya kalau saya gak salah dulu setiap awal ramadhan sudah ada bocoran listnya dan sesuai. Makanya dulu tiap kesini bareng Shella (partner di Jogja) pasti lihat kalender dulu biar dapat yang sedap-sedap.

Oya, di Masjid ini juga untuk pertama kalinya saya sholat seperti yang pernah diajarkan di pesantren; perempuan harus membuat shaff dari paling belakang baru ke depan (kebalikan shaff laki-laki). Agak menyesal juga karena baru sering ke masjid ini justru pas sudah mau hengkang dari Jogja. Semoga suatu hari bisa balik lagi kesini.



6. Masjid Islamic Center UAD

Ini dia yang terakhir dan tidak ada tandingannya kalau untuk urusan destinasi berburu takjil gratis. Saya yakin buat yang tinggal di Jogja atau pernah berbuka puasa Ramadhan disini sepakat dengan saya. Tempatnya cakep, besar banget. Saya pertama kali tahu masjid ini dari Ibu Kos, Ramadhan tahun 2018 diajakin jumpa disini untuk ikut kajian berbuka puasa, eh tapi malah pada akhirnya si ibu gak jadi datang.

Yaudah karena wes kadung, saya tetap berbuka disini, lha wong sudah sepedaan jauh-jauh dari Condong Catur ke masjid yang letaknya disalah satu ringroad kota jogja. Saya lupa tepatnya, tapi pokoknya kalo sepedaan makan waktu 1,5 jam. Dan disitu saya merasa amazing dengan menu takjil gratis yang saya dapat. Terniat dan teristimewa. Makanya, tahun berikutnya saya dan Shella jadi tamu tetap selama bulan Ramadhan. Ganti-gantian sama Masjid Gedhe Kauman. 

Menunya tiap hari beda-beda. Dan seringnya bermerek. Pokoknya selama berbuka puasa disini saya belum pernah ketemu menu yang sederhana. Belum lagi, selain dapat nasi kotak pasti dapat kolak atau es buah dan teh manis hangat. Jadi kalau dibilang kenyang, ya kenyang banget. Bener-bener perbaikan gizi untuk anak kos.


***


Well, itu tadi list 6 masjid yang menyediakan buka puasa gratis di Jogja. List diatas itu yang pernah saya datangi, jadi based on pengalaman pribadi. Sebenarnya ada lebih banyak lagi masjid lain di Jogja yang menyediakan menu berbuka puasa gratis, tapi karena belum pernah saya datangi saya nggak mau disebut PHP dong.

Beberapa masjid tersebut seperti Masjid Jogokariyan, Masjid Al-Muqtashidin FE UII, Masjid Mujahidin UNY, dlsb. Untuk Masjid Jogokariyan, meskipun masjid ini cukup terkenal di Jogja saya belum pernah berburu takjil disini karena ramenya luar biasa, jadi sudah kadung gak selera melihat jama'ah yang berjubel.

Trus kalau Masjid Al-Muqtashidin FE UII, sebenarnya saya sudah pernah kesini bareng Shella tapi gagal ikut buka bersama karena ternyata ada pembagian kupon dan kami gak tahu dimana dibagikannya. Akhirnya pas waktu berbuka semua pada antri mengambil takjil, kami kabur cari bukaan di depan pamela 5. Setelah itu gak pernah mampir situ karena kesel di PHP. Padahal masjid ini terkenal di Jogja karena tiap Ramadhan flyer menu berbuka puasanya sudah tersebar luas dengan jenis menu yang anti mainstream.

Mungkin segitu dulu tulisan saya hari ini. Ternyata jadinya panjang banget, padahal niatnya cuma untuk jadi tulisan iseng-iseng untuk dibaca-baca menemani waktu menunggu berbuka puasa. Tapi yaudahlah ya, next time saya akan berusaha update tulisan setiap sore menjelang waktu berbuka selama Ramadhan, tapi gak akan janji karena selama ini sering tidak ditepapi. Pokoknya kalau ada bahan pasti saya up. Atau kalau kalian ada masukan kita mau ngebahas apa ditulisan selanjutnya boleh tulis di kolom komentar.

Makasih sudah mau baca sampai akhir, jangan lupa di follow kalau masih mau mengikuti update tulisan-tulisan saya, kalau nggak ya nggak apa-apa. Daaahhh. Selamat menunggu waktu berbuka dimanapun kamu berada.^^



Image source:
Emjannah
Perempuan absurd berusia 28 tahun (march 2022), yang kerap mengandalkan mood tiap mau nulis blog. Isinya kadang lawak, kadang serius, kadang curhat, kadang puitis. Tapi seringnya sih nyampah sama tulisan - tulisan tentang kesehariannya yang biasa - biasa aja.

Related Posts

Post a Comment