Ummi Saya... (bagian 1)

2 comments


Ummi dimata saya ada sesosok wanita yang tegas dan disiplin. Didikan didikan yang beliau tanamkan dalam diri saya dan adik - adik saya (Mar'ah, Hamzah & Hanif) sampai saat ini pun masih begitu terasa dan saya catat baik - baik dalam ingatan dan hati saya.

Dulu saya sempat merasa ummi saya terlalu kaku dengan cara mendidiknya, saya bertanya - tanya kenapa saya punya ummi yang tidak fleksibel, tidak seperti umminya teman - teman saya. Tapi who know, ummi saya is better than everyone else in this world. No, SHE is MY BEST mother ever.

Ada yang tau lagu jahiliyah? Kalau dikeluarga saya, lagu jahiliyah itu sebutan u/ lagu - lagu non-nasyid (include: pop, rock, dangdut, india, barat, pokoknya lagu - lagu cinta - cintaan gak islami lah). Dulu waktu saya kecil, kalau ummi tau saya dan adik - adik nyanyi lagu jahiliyah sekalipun cuma nadanya tanpa lirik alias cuma "nananana", kita bakal kena cablek. Dicablek itu gak enak guys, ya bayangin aja gimana rasanya bibir kalian diolesin cabe merah seger yang super pedes. Beuh, it's so hot, kadang sampe' sakit loh saking pedesnya. Parahnya, saya dan adik - adik saya hobi saling cari kesalahan sesama. Jadi kalau pas saya gak sengaja "nananina" pakai nada lagunya Peter P*n, trus Hamzah atau Mar'ah denger mereka bakal langsung teriak - teriak sambil lari nyariin ummi: "Ummi! mba' jannah nyanyi lagu gak soleh mi! dicablek aja mba' jannah mi! tadi nanyi lagu jahiliyah dia mi!". Dan itu salah satu dari mereka bakal buka kulkas ambil cabe trus dikasih ke ummi loh. -3-

Tapi selanjutnya saya paham, tujuan ummi menerapkan "dicablek" ini gak lain dan gak bukan karena gak pingin lisan anaknya dipenuhi dengan hal - hal yang tidak bermanfaat. Mungkin efek samping dicablek ini juga yang bikin saya jadi freak sama "nasyid" sampai sekarang. Bisa dicek di folder lagu saya, non-nasyid sama nasyidnya perbandingannya 30:70, itupun non-nasyidnya kebanyakan instrumental yang biasa saya pakai buat editing video.

Satu hal lagi yang masih saya inget dari cara ummi mendisiplinkan anaknya adalah soal buku tulis. Ya semuanya pasti pahamlah yang pernah jadi anak SD pasti suka tuh yang namanya ngerobek kertas buku entah itu untuk bikin pesawat - pesawatan atau untuk ujian. Ummi saya sangat tidak suka ketika anak - anaknya merobek kertas buku tulis untuk dibuat mainan. Kalau untuk ujian sudah disediakan buku sendiri, dan untuk mainan atau coret - coret sudah ada kertas HVS bekas yang disediakan ummi, jadi kalau sampai merobek kertas dibuku catatan, itu namanya masalah. Bertambahlah rutinitas kami tiap habis belajar malam untuk inspeksi kertas buku tulis. Kan dibelakang buku tulis ada tulisan halaman total kertasnya tuh ya. Sama ummi kita disuruh hitung jumlah total kertas buku tulisnya. Kalau kurang satu kertas artinya satu pukulan di telapak tangan menggunakan sisir.

Karena gak mau kena pukul ditangan gara - gara menyobek kertas buku untuk mainan, jadilah hukuman ini efektif bikin saya dan adik - adik saya tidak merobek kertas buku tulis tanpa sebab. Ya kadang sekali - dua kali juga pernah khilaf lah. Kalau dicablek tadi saya yang paling sering jadi korban, nah yang paling sering kena sobek - sobek kertas ini Hamzah. Jadi kalau pas lagi hitung kertas trus Hamzah pasang wajah "duh kurang 1 lembar", saya dan Mar'ah otomatis bisik - bisikin "Hayoloh kurang satu loh...".

Ada juga cara mendisiplinkan ummi yang pakai sistem reward. Jadi ummi bakal bikin raport kebaikan. Kalau saya dan adik - adik melakukan satu kebaikan seperti membantu ummi, tidak ngeyel, gak berantem sama saudaraya, maka ummi akan memberikan kami bintang di rapot ini. Sebaliknya ketika kami nakal, gak bisa dibilangin atau berantem nah bintangnya akan dikurangi. Jadilah lagi - lagi kami saling mencari kesalahan sesama saudara. "Mi, tadi mi hamzah makan sambil berdiri mi! Kurangi bintangnya mi!", "Ummi, mba' jannah kan mi dia tadi nyubit adek mi! dikurangi aja mi bintangnya mba' Jannah mi!", "Mi, mba' mar'ah gak mau nolongin ini mi! gak dikasih bintang kan mi?!". Yah begitulah kami..^^ Nah bintang - bintang ini akan diakumulasi setelah sebulan, yang paling banyak akan dapat hadiah. Tapi biasanya pada akhirnya semuanya ya dapat hadiah. :3

Oya saya ini termasuk putri sulung ummi yang sangat cemburuan. Saya termasuk yang ikut - ikutan nangis kalau ummi sudah marah karena saya bikin adik - adik saya menangis. Nangisnya ntar sambil ngomong gini: "Hamzah terus yang dibelain, padahal dia yang salah. Mba' yang dimarahin... Hu...hu...hu..." T3T.

Dulu pernah juga saya digodain ummi, abi dan adik - adik saya. mereka pada ngumpul di kamar mbah buyut saya, trus sengaja dikunci dari dalam. Pas saya mau masuk malah diginiin "paswordnya apa mba'?". Saya yang gak sabaran bukannya nyebutin paswordnya, malah kaya' mau ngerusak pintu, gedor - gedor gak jelas trus teriak - teriak "bukaaaiiiiinnnn...". Dan itu mereka yang didalem malah ketawa ketiwi trus ngomong lagi: "iya paswordnya apa dulu, biar dibukain". Karena mangkel ngerasa di anak tirikan (lebaynya), larilah saya ke kamar orang tua saya. Dan yang saya lakukan adalah saya ngamuk berantakin seisi kamar ummi & abi saya, seprei saya acak - acakin, lemari saya berantakin. Pokoknya seisi kamar jadi kaya' kapal pecah. Kalau sudah gini, siapa yang kena marah? ya saya juga. Haha. Begitu ummi lihat ummi marah besar, jadilah saya disuruh beresin ulang semuanya. Itupun sambil nangis bombay. Habis itu saya disayang lagi sih sama ummi, dibilangin "mba' ngapain ngamuk - ngamuk, kan tadi kalo salam baik - baik juga dibukainnya sama ummi, ini kok malah diberantakin kamar umminya". Dipeluk, dielus - elus. Yaudah baikan lagi.. Hha..

*Well, bersambung ke bagian 2 ya.. Ummi Saya... (bagian 2)
*Hari ini entah kenapa saya ingin menulis sedikit tentang ummi, seseorang yang punya tempat paling spesial dihati saya. Jadi mumpung kepala masih fresh baru bangun tidur, cepat - cepat ambil laptop, nyalain thetering wifi dari HH, buka blogger.com, tulis.
Emjannah
Perempuan absurd berusia 28 tahun (march 2022), yang kerap mengandalkan mood tiap mau nulis blog. Isinya kadang lawak, kadang serius, kadang curhat, kadang puitis. Tapi seringnya sih nyampah sama tulisan - tulisan tentang kesehariannya yang biasa - biasa aja.

Related Posts

2 comments

Post a Comment