Her name is Hasna

November 12, 2016


Sebut saja Hasna, karena satu angkatan saya memang biasa panggil dia begitu. Nama panjangnya "susah" (itu kata dia loh ya XD). Susah disebut gitu maksudnya. Dulu pas SMP, kita gak bisa disebut akrab sih ya. Tapi kita deket dan tambah kenal karena kebetulan kita murid ekskul Lukis kesayangan pak Hamzah, kepala sekolah kami yang sekaligus pengampu ekskul lukis. Gimana gak sayang coba', di SMP saya dulu ada peraturan kalau misalnya ada ekskul yang peminatnya dibawah lima, ekskul itu tidak bisa jalan dan dihapus. Nah ekskul lukis ini pas saya dan Hasna masuk ya peminatnya cuma kita berdua. Tapi karena yang ngampu ekskul ini kepala sekolah, entah kenapa ekskul ini bisa tetep hidup hanya dengan dua murid.

Belum lagi, karena murid ekskul yang sedikit ini, susah sekali mencari kesempatan bolos. Dan saya yang waktu itu merupakan trouble maker sampai sering dijemput pak Hamzah ke tempat persembunyian kalau sudah gak kelihatan di jam ekskul. Biasanya sih saya nangkring dulu di samping masjid pondok, atau ngelama - lamain ngobrol di ruang jahit istrinya pak Hamzah (cari mati itu mah >3<).

Yah pokoknya mostly kita klop karena punya minat sama di kesenian. Bedanya, waktu itu Hasna ini aliran realis sedangkan saya aliran surealis. Saya masih inget dulu kami sering memanfaatkan alasan cat poster habis untuk bisa izin keluar beli cat, padahal mampir warung sekalian. Duh... Dan hampir setiap ada lomba poster entah itu antar sekolah atau dalam event tertentu pasti kita berdua diutus jadi delegasi. Ya meski saya belum pernah menang sih.

Saya juga masih ingat disaat saya mulai improvisasi dengan pakai cat minyak dan kanvas untuk melukis, Hasna masih setia dengan cat poster dan buku gambarnya. Dan jagonya, gambar dia tetep keliatan realis banget. Jadi kalo Hasna gambar pemandangan, bisa dibilang saya bakal gambal versi bencana alamnya (disaster) hha.

Oya si Hasna ini dulu juga juara kelas. Bahkan saya yang pas SD langganan juara 1 atau 2 di kelas, jadi mundur ranking 5 dikelas pas SMP. Ya mungkin bukan karena dia juga sih, karena saya nya yang malesan dan gak serajin pas dirumah kali ya. Hho.

Ah ya, itu foto postingan ini, foto saya dan temen - temen sekelas pas SMP. Kalo gak salah itu foto waktu kami kelas IX pergi refreshing ke Magetan sehari sebelum UAS apa UN gitu, lupa. Fotonya gak lengkap karena waktu itu belum ada yang namanya tongsis, belum terfikirkan, jadi kudu ada yang berkorban jadi tukang foto. So, can you guess yang mana saya dan yang mana Hasna? I'll give you the answer at the end of this post.

Nah jadi, dari lulus SMP, saya dan Hasna baru ketemu sekali. Pas saya lagi sepedaan lewat UIN pulang dari warnet deket sana (jadi ceritanya kawan saya ini kuliah disana). Kalau gak salah sekitar tahun 2013 apa 2014 gitu. Dari situ kita beberapa kali mau ketemu gak pernah jadi. Atau pernah pas lagi ada acara di suatu tempat dan kebetulan saya mau kesana dan Hasna juga mau kesana pasti timingnya gak pas. Saya baru pulang, dia baru datang. Bahkan rencana dia mau main ke kos'an saya aja gak jadi - jadi sampai akhirnya saya sudah pindah kos'an. Hha...

Beberapa minggu terakhir juga saya dan Hasna berencana ketemu karena saya mau minta tolong kawan saya ini untuk menyimak Hafalan saya + setoran. Ya punya dua adik lanang (Hamzah dan Hanif) yang masuk pondok Tahfidz sedikit banyak bikin saya iri. Makanya saya memutuskan untuk mulai hafalan lagi. Tapi saya butuh orang yang mau menerima setoran hafalan saya. Alhamdulillahnya Hasna bersedia. 

Tapi namanya belum taqdir, mau direncanakan seperti apapun kalo belum diizinkan Allah ya belum bisa ketemu. Beberapa kali bikin plan ketemu pasti selalu gak ketemu waktu yang pas. Entah Hasna yang sibuk, atau jadwal saya yang bentrok. Sempat hampir ketemu, eh tiba - tiba Hasna ada agenda mendadak sehingga batal lagi rencana ketemunya.

Dan qadarullah... Hari ini, disaat saya dan Hasna tidak merencanakan apa - apa, Allah justru mempertemukan kami. Karena hari ini jadwal LQ saya di Masjid Nurul Ashri Deresan berangkatlah saya kesana jam 9. Karena mentok sholat dzuhur, mba' murobbi saya menyarankan untuk sholat dzuhur sekalian disana. Padahal awalnya saya sempet ngeyel mau langsung pulang dan sholat dikontrakan, sampai diomongin mba' murobbi saya begini: "nanti kalo kamu dijalan kenapa - kenapa terus belum sholat, hayoloh...".

Mungkin itu juga plan Allah menahan saya untuk sholat di masjid Nurash sampai akhirnya ba'da sholat, saya kok merasa melihat wajah seseorang yang familiar di shaff belakang. Saya pastikan berkali - kali dan who know? Orang itu ternyata bener kawan saya, Hasna.

Akhirnya kita bertemu karena memang sudah ditakdirkan ketemu. Kita ngobrol macam - macam. Mulai cerita jaman SMP sampai soal judul skripsi yang belum di ACC. Satu hal dari obrolan kami yang membuat saya sedikit banyak berpikir, ketika dia bertanya, kira - kira: "kamu punya bayangan gak sih jan. tujuan kamu hidup itu mau gimana dan seperti apa?". Saya cuma jawab dengan tertawa: "Nah itu, kalau ditanya visi dan misi, jujur aku belum punya bayangan, Mungkin Aku mikir hidup cuma untuk sekarang. Soal besok seperti apa itu ya gak ngerti". And somehow,  setelah jawab gitu dalam hati saya ngerasa useless banget jadi manusia. Saya rasa saya perlu untuk mulai mencari apa sih tujuan saya hidup? mau jadi apa kedepannya? I think i need to star finding my own visi dan misi.

Banyak hal kita bicarakan. Mostly, random. Cuma sekedar mengobrolkan yang terfikirkan. Tapi saya senang karena banyak cerita saya dapatkan hari ini. Cerita seorang kawan from 10 years ago.

Well, thanks for today. My best friend from Junior High, Muhshonah Mujahidah (tuh susah kan). Makasih juga sudah ditraktir mi ayam JUMBO (sampai sekarang masih kerasa kenyangnya loh, beneran!). Semoga lain kesempatan kita bisa bareng main ke SMP kita dulu sambil cerita - cerita kenangan dari 10tahun yang lalu. Kita sama - sama tambah tua. Do'akan manusia gembel bernama Miftahul Jannah yang secara ajaib jadi temenmu ini bisa jadi semakin baik kedepannya. Siapa tahu lain waktu kamu kasih aku pertanyaan soal visi misi tadi aku sudah mantap dengan satu jawaban.

You are still the same Hasna i know from back then. Tetep kecil  >x< , gak berubah banyak secara penampilan. Hho.. Semoga lain waktu bisa kita lanjutkan obrolan kita.^^

Last, karena gak ada dokumentasi dan saya juga gak hobi selfie - selfie jadi saya pakai foto jadul dari 10 tahun yang lalu untuk foto postingan. And now, i tell you yang mana saya dan yang mana Hasna. Jeng! Jeng!


Yang kacamataan saya, yg gak kacamataan Hasna. Cupu mah foto - foto dulu kalo diliat sekarang. :v



P.S: sorry karena batal post tulisan Mending Mana? Sepedaan Hujan2an atau Sepedaan Panas2an?. Insya Allah next post saya bakal bahas.

No comments:

Powered by Blogger.