Membenci Manusia: Fulanah dan Guru Ngajinya
Ini cerita si Fulanah. Fulanah ini punya seorang guru ngaji sebut saja mba' Alif. Ceritanya fulanah ini baru saja di tranfer kelompok dari kelompok lamanya ke kelompok baru yang dipegang oleh mba' Alif ini. Padahal, Fulanah sudah lumayan terbiasa dengan ritme penyampaian materi yang disampaikan oleh mba' Ba', murobbinya di kelompok sebelumnya. Tapi namanya sudah perintah qiyadah, sebagai jundi ya Fulanah harus ta'at.
Jadilah Fulanah masuk ke kelompok barunya dengan Mba' Alif sebagai murobbi. Mungkin karena faktor ditransfer mendadak, dan belum terbiasa dengan ritme halaqoh yang baru, Fulanah sedikit banyak masih agak gak ikhlas dan males menerima materi dari murobbi barunya. Belum lagi, jadwal mba' Alif yang harus bolak balik keluar kota suka bikin waktu halaqoh jadi gak jelas. Pekan pertama mungkin halaqoh hari senin sore, terus pekan kedua minggu pagi, kemudian pekan selanjutnya malah digantikan tugas.
Ya, bukan cuma salah mba' Alif sih, salah temen - temen barunya juga. Tiap ditawari hari halaqoh sama mba' Alif pada bilang ada agenda inilah, agenda itulah, dan segala macam kesibukan lainnya. Kadang pas ukhti A bisa datang, ukhti B tidak bisa. Trus giliran ukhti B datang malah ukhti C yang menghilang. Pokoknya cuma gara - gara satu orang berhalangan, halaqoh satu kelompok jadi batal. Padahal satu kelompoknya semua total 5orang plus mba' Alif jadi 6orang, dan cuma diadakan seminggu sekali. Jadi ya mau gak mau Fulanah jadi suka membanding - bandingkan antara kelompoknya yang lama dan kelompoknya yang sekarang.
"Enakan kelompok yang dulu mi, sudah akrab sama temen - temennya. Mba'nya juga asik orangnya. Lha yang ini.....". Muncullah sederet keluhan - keluhan Fulanah tentang halaqoh barunya tiap telponan sama umminya tercinta. Untungnya umminya bukan kompor beledug yang malah asal dukung anaknya. Gak jarang, Fulanah malah dimarahin dan dinasihatin habis - habisan karena sudah membanding - bandingkan kelompok ngajinya yang dulu dan sekarang.
Kalau di kelompok sebelumnya waktu halaqoh sudah ditentukan, setiap hari sabtu sore atau minggu sore. Kalau yang bisa hadir cuma satu orang sekalipun halaqoh tetap akan dilaksanakan. Nah, kalau dikelompok barunya tidak ditentukan hari apa, jadi waktu halaqoh baru ditentukan tiap awal minggu mayoritas pada bisa hari apa. Ini yang bikin Fulanah lumayan jengkel. Menurutnya, seharusnya mba' Alif menentukan hari permanent halaqoh. Jadi dia dan temen - temen sebagai mutarobbi dituntut untuk bisa memperioritaskan waktu halaqoh dibanding kegiatan lainnya. Tapi ya begitulah.
Pernah saking kesalnya Fulanah sama mba' Alif, waktu di japri lewat whatsapp fulanah sampai ketus menjawabnya. Padahal mba' Alif mengiriminya pesan menanyakan bisa halaqoh kapan dengan teks yang penuh emoji senyum lebar.
Tapi, meski rasa kesal itu masih ada, perlahan Fulanah mulai bisa mengikuti ritme halaqoh barunya. Fulanah juga mulai bisa membaur dengan teman - temannya dan bisa menerima materi yang disampaikan mba' Alif dengan baik. Gak jarang, Fulanah suka menimpali - menimpali dengan komentar - komentar gak perntingnya yang kalau kata temen - temennya "lucu".
Sampai suatu ketika, ada masalah besar yang dihadapi Fulanah. Masalah yang akhirnya membuat ia meminta mba' Alif menyediakan waktunya untuk mendengar semua ceritanya. Kebetulan waktu itu jadwal halaqoh dan teman - teman sekelompoknya pada tidak ada yang bisa hadir. Jadilah hari itu Fulanah bercerita panjang lebar dari habis ashar sampai maghrib dengan mba' Alif. Kalau kata mba' Alif waktu itu Fulanah sedang "Halaqoh Privat".
Hari itu banyak yang Fulanah dan mba' Alif obrolkan, bahkan sampai ceritanya sudah gak ada sangkut pautnya sama masalahnya Fulanah. Yang jelas, hari itu Fulanah belajar mengenal mba' Alif lebih dekat dan mba' Alif juga belajar mengenal Fulanah lebih dalam. Disitulah Allah kemudian menyisipkan perasaan bersalah didada Fulanah.
Ya, Fulanah merasa menyesal karena dulu sempat membenci manusia bernama mba' Alif. Guru ngajinya. Mentornya. Murobbinya. Fulanah menyesal karena sudah berspekulasi macam - macam tentang manusia yang belum dikenalnya dengan baik. Ternyata mba' Alif orangnya gak kalah asik dengan mba' Ba'. Fulanah yang berprasangka dan prasangka yang berubah jadi membenci manusia.
Kadang tidak jarang. Satu kesalahan kecil dimata manusia bisa membuat manusia membenci manusia lain. Karena standar baik buru yang berbeda atau pola fikir yang tidak sama. Belajar dari Fulanah untuk menangguhkan prasangka sebelum jadi membenci manusia.
No comments: